Mbay, nagekeokab.go.id— Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia dalam menghasilkan devisa negara. Pariwisata memiliki keterkaitan sektoral maupun keterkaitan spasial yang tinggi. Oleh karenanya dalam mengembangkan kepariwisataan pemerintah harus memiliki konsep pengembangan yang jelas serta sesuai dengan potensi dan kondisi yang dimiliki oleh sebuah daerah.
Bertolak dari kesadaran bahwa sektor pariwisata memiliki peran yang sedemikian penting maka berbagai upaya telah dan terus dilakukan agar pariwisata mempunyai nilai keberlanjutan. Akomodasi atau penginapan adalah tempat di mana wisatawan dapat menginap maupun beristirahat, serta penyediaan fasilitas makanan dan minuman. Usaha penyediaan akomodasi yang selanjutnya disebut usaha pariwisata adalah usaha penyediaan pelayanan penginapan untuk wisatawan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya.
Bisnis akomodasi atau hotel atau penginapan menjadi aktifitas bisnis yang banyak diminati dan diperkirakan akan terus tumbuh. Wisatawan akan menggunakan hotel/penginapan sebagai fasilitas akomodasi mereka dalam bepergian keluar kota baik itu urusan pekerjaan atau untuk mengurangi tingkat kejenuhan akan padatnya aktifitas sehari-hari.
Hal yang harus diperhatikan bagi pelaku bisnis perhotelan, pondok wisata, guest house, homestay adalah bukan hanya untuk memberi fasilitas tempat tidur saja namun harus mampu menyediakan kebutuhan bagi tamu. Untuk itu yang harus diperhatikan oleh pemilik dan karyawan adalah memberikan pelayanan terbaik dan profesional.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan manajemen perhotelan, homestay, penginapan maupun guest house, Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Pariwisata mengadakan pelatihan akomodasi dan manajemen bagi pelaku usaha di sektor pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo Silvester Teda Sada melalui Kabid SDM Pariwisata Primus Daga menjelaskan, pelatihan yang melibatkan 25 peserta ini diutamakan bagi pemilik dan pengelola akomodasi perhotelan/homestay/penginapan/guest house yang saat ini sedang bekerja dalam bidang akomodasi kepariwisataan. “Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelola hotel, homestay, penginapan, dan guest house agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada tamu yang berdampak pada meningkatnya tingkat hunian, lama tinggal dan pendapatan” jelas Primus.
Selanjutnya sasaran yang harus dicapai dalam pelatihan ini meliputi peserta mengetahui dan memahami dasar-dasar manajemen pengelolaan hotel, homestay, penginapan, dan guest house. Peserta mengetahui dan memahami hubungan antara kualitas pelayanan (service) dengan tingkat kesejahteraan karyawan dan peserta mengetahui dan memahami pentingnya profesionalisme dalam bisnis akomodasi hotel.
Hasil yang ingin dicapai dalam pelatihan ini adalah peserta mampu melaksanakan pengelolaan hotel, homestay, penginapan, dan guest house sesuai dengan standard pelayanan akomodasi, mampu menerapkan pelayanan di hotel, homestay, penginapan, dan guest house dengan memberikan layanan sesuai dengan Sapta Pesona. “Peserta juga diharapkan mampu melaksanakan layanan/service dan memahami hubungan antara kualitas pelayanan (service) dengan tingkat kesejahteraan karyawan serta menyediakan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pelatihan Akomodasi dan manajemen perhotelan/homestay/penginapan/guest house dan mampu melayani tamu/wisatawan dengan baik dan ramah dan menunjukan profesionalisme dalam bisnis akomodasi hotel” papar Primus.
Adapun metode pelatihan tersebut terdiri dari 30 persen materi, 30 persen diskusi dan kerja kelompok kemudian sisanya 40 persen praktek dan pelatihan. Materi pelatihan meliputi ruang lingkup manajemen dan bisnis akomodasi perhotelan, homestay, penginapan dan guest house. Kemudian materi terkait hubungan antara etika, sikap, profesional dan kepuasan tamu, strategi pemasaran dalam bidang akomodasi, berkomunikasi yang efektif dengan tamu, evaluasi terhadap manajemen akomodasi dan latihan layanan dasar akomodasi. (Sevrin)