Mbay, nagekeokab.go.id— Sehari setelah musibah kebakaran meludeskan satu gudang dan tiga ruang kelas SDI Wolooka, Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do turun langsung meninjau lokasi Senin 25 September 2023.
Didampingi Kepala Dinas P dan K Kabupaten Nagekeo Venantinus Minggu, rombongan Bupati Tiba di lokasi sekitar pukul 09.15 WITA.
Terpantau hadir di lokasi saat peninjauan Camat Maupunggo Leonardus Loda, Kades Wolotelu, Ketua Komite SDI Wolooka serta beberapa tokoh masyarakat serta TNI-POLRI.
Setiba di lokasi Bupati Don di dampingi Kepsek Leni Budhiarti Mohdar bersama Camat dan Kadis P dan K menuju 4 ruangan yang ludes terbakar api yakni ruangan kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga serta satu ruangan yang dijadikan gudang.
Bupati berkesempatan berdialog dengan siswa-siswi yang terpaksa menjalankan aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di luar gedung sekolah di bawah pepohonan. Bupati Don tidak ingin anak-anak belajar di luar ruangan kelas. Anak harus tetap mendapat pelayanan terbaik dengan nyaman berada di ruang kelas.
Karena itu pihak sekolah dan komite bisa memanfaatkan beberapa ruangan yang luput dari kobaran api agar bisa dimanfaatkan untuk KBM. “Fokus pada anak kelas satu, dua dan tiga. Satu Minggu ke depan saya rasa anak anak bisa kembali KBM di dalam ruangan” ungkap Bupati.
Mengingat jumlah murid tiap kelasnya tidak banyak, Bupati Don menyarankan agar pihak sekolah bisa memanfaatkan ruang perpustakaan dan salah satu ruangan yang tidak mengalami kerusakan berarti.
“Cepat perbaiki atapnya dan bisa dipakai dulu bangunan perpustakaan disekat menjadi dua ruang kelas itu nanti untuk kelas satu dan dua. Intinya anak anak bisa belajar dalam ruangan” pesan Don Bosco.
Bupati menyebut pembangunan gedung SDI Wolooka akan menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Nagekeo tahun depan.
Musibah kebakaran yang terjadi pada Minggu 24 September siang itu menghanguskan tiga ruang kelas yang terbakar habis tersebut merupakan ruang kelas 1, 2 dan ruang kelas 3 yang kebetulan berdempetan dengan gudang sumber api.
Kepala SDI Wolooka Leni Budiarti Mohdar menyebut sejumlah alat bantu mengajar ikut ludes terbakar seperti buku belajar, meja dan kursi. Selain itu sejumlah dokumen penting berkaitan dengan data akreditasi siswa juga ludes terbakar. Kobaran api nyaris saja merambat ke ruang kelas lain namun beruntung bisa dijinakkan warga setempat dengan menjebol atap.
“Kami sudah berkoodinasi dengan komite dan Pemerintah Desa untuk membangun gedung darurat sehingga proses kegiatan belajar mengajar siswa kelas 1, 2 dan 3 bisa tetap berjalan” ungkap Leni.