Mbay, nagekeokab.go.id— Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do membuka kegiatan pelatihan kuliner kerjasama Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Transnaker dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) karya misi St. Yosef Maumere di Aula Pondok SVD Senin (13/11/2023).
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Transnaker Nagekeo Petrus Aurelius Assan, Ketua TP PKK Kabupaten Nagekeo dr. Eduarda Yayik Pawitra Gatih, Kepala Dinas Koperindag UMK Kabupaten Nagekeo Maria Kristildys Simporosa Djawaria, Kepala Dinas PTSP Kabupaten Nagekeo Maria Anjelina Seke Wea, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo Clementine Dawo, Kepala Dinas Pertanian Oliva Mogi, Plt. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Nagekeo Rafael Rani. Turut hadir pada kesempatan itu Kepala Dinas Transnaker Kabupaten Flores Timur Ramon Piran dan Direktur LPK Karya Misi St. Yosef Maumere RD. Robertus Yan Farocca.
Bupati dalam sambutannya berharap pelatihan tersebut mampu menginspirasi para peserta untuk bisa menaikan level kuliner lokal Kabupaten Nagekeo sehingga mengurangi ketergantungan masyarakat terutama anak-anak sekolah terhadap produk makanan instan.
Menurut Bupati Don Bosco, pelatihan kuliner ini merupakan salah satu jalan untuk bagaimana merebut kembali proses produksi dari kaum kapitalis kepada orang kebanyakan. Pemerintah Kabupaten Nagekeo menjadikan program-program pelatihan sebagai road map dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia agar bisa berkembang meniti usaha ke depannya. “Kalau kita tidak bergerak ke situ kita tidak bisa mengambil kembali proses produksi dari kapitalis” ungkap Don Bosco.
Bupati menyampaikan bahwa Goerge Gilder dalam bukunya ‘Live After Capitalism‘, meluncurkan teori ekonomi baru yang berakar pada kebenaran esensial bahwa pengetahuan adalah kekayaan sejati. Ketika Kapitalisme belakangan ini sudah mulai memudar di negara-negara maju dan berkembang, apa pilihan yang harus diambil ketika pengetahuan menjadi pilihan untuk bisa membuka pikiran setiap individu masyarakat sehingga tidak lagi dimanfaatkan oleh kaum kapitalis.
“Kita berusaha sekarang adakan bagaimana memiliki pengetahuan yang cukup sehingga kita mulai membidik mana yang kita kerjakan dan menyelamatkan generasi kita ke depan” ujarnya. Bupati berharap setelah mengikuti pelatihan ini para peserta bisa melihat peluang pangsa pasar, salah satunya menyasar anak-anak sekolah di sekitar kita yang mana selama ini jajanan di sekolah masih didominasi panganan instan yang banyak mengandung bahan pengawet. “Saya punya mimpi juga mudahan jajanan di sekitar sekolah ini yang kita masuk, pastikan mutu nutrisi anak-anak itu dijamin betul, ini suatu hal kecil dan kita harus konsisten ke depan sehingga melahirkan generasi yang kompetitif dengan jaminan nutrisi yang bagus” pesan Bupati.
Pemerintah Kabupaten Nagekeo terutama Bupati berkomitmen fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan demi menyiapkan generasi muda yang kompetitif dalam menghadapi Indonesia emas 2045.
Pada prinsipnya, Bupati Don Bosco ingin pencapaian kompetensi minimal anak terpenuhi dimana ketuntasan literasi dan numerasi tuntas di kelas awal. Untuk siswa kelas 4, 5 dan 6 Bupati meminta agar, anak diperkaya dengan buku bacaan berkaitan dengan alam semesta dan budaya, sehingga ketika anak sudah di tingkat SMP, guru harus bisa memetakan minat dan bakat siswa. Selanjutnya, ketika siswa sudah di kelas 9 guru mata pelajaran bisa langsung merekomendasikan siswa untuk masuk ke SMU atau SMK sesuai dengan minat dan bakatnya, tidak gerombolan. ”Dengan demikian anak-anak tidak akan membuang waktu begitupun juga dengan orang tua tidak akan membuang sumber daya dan biaya untuk nanti menunda kegagalan anak” ungkap Don Bosco.
Kepala Dinas Transnaker Kabupaten Nagekeo Petrus Aurelius Assan dalam laporannya menyampaikan bahwa salah satu tugas pemerintah dalam urusan ketenagakerjaan adakah menyiapkan atau mengupgrade skill angkatan kerja melalui pelatihan agar memiliki skill dan kompetensi memadai. “Pemerintah Kabupaten Nagekeo sejauh ini terus mendorong peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pelatihan terutama bagi generasi muda” ungkap Aurelius.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan kuliner ini diikuti oleh 32 peserta yang dilaksanakan sejak 13 November sampai dengan 23 November 2023. Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah menyiapkan tenaga kerja terampil yang memiliki keahlian dan kemampuan dalam bidang pengolahan pangan serta menciptakan wirausaha baru dan menyiapkan tenaga kerja agar terserap di pasar. Dalam kegiatan ini para peserta akan mendapatkan arahan dan bimbingan teori dan dan praktek dari instruktur dan narasumber sebanyak 5 orang yang berasal dari LPK Karya Misi St. Yosef, Maumere.