Mbay, nagekeokab.go.id— Komisi lll DPRD Kabupaten Sikka melakukan kaji banding terkait tata kelola pariwisata di Kabupaten Nagekeo, Jumat, 9 Agustus 2024.
Anggota Komisi lll yang datang melakukan kaji banding tersebut diantaranya Yoseph Don Bosco, Benediktus Lukas Raja, Alfonsius Ambros dan Baharuddin. Mereka diterima Sekda Nagekeo Lukas Mere di aula VIP Kantor Bupati Nagekeo.
Hadir mendampingi Sekda Lukas diantaranya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo Silvester Teda Sada, Plt. Kepala Dinas Koperasi Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Krispinus Ledo Bude dan Plt. Kepala Dinas Pertanian Efraim Muga.
Wakil Ketua Komisi lll DPRD Sikka Yoseph Don Bosco menyampaikan bahwa dipilihnya Nagekeo sebagai tujuan kaji banding karena Pemerintah Kabupaten Nagekeo mengelola sektor Pariwisata secara baik. “Nagekeo ini merupakan Kabupaten baru akan tetapi pengembangan sektor Pariwisatanya sangat luar biasa. Padahal kita tahu bahwa PAD Nagekeo lebih kecil kalau dibandingkan dengan Kabupaten Sikka” ungkap Yoseph Don Bosco di sela kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan kaji banding selama sehari itu, anggota Komisi lll mendengarkan paparan materi terkait tata kelola sektor Pariwisata di Kabupaten Nagekeo oleh Kepala Dinas Pariwisata Silvester Teda Sada.
Menurut Yoseph Don Bosco, ada dua hal menarik yang dilakukan oleh Pemkab Nagekeo dalam pengembangan Pariwisata yaitu destinasi alam dan pariwisata budaya. “Kita datang untuk belajar apa yang lebih dari Nagekeo itu nanti yang kita bawa pulang” ujarnya.
Di tempat yang sama, anggota Komisi lll DPRD Sikka lainya, Benediktus Lukas Raja menyatakan bahwa kaji Banding yang dilaksanakan itu merupakan program kegiatan DPRD Sikka menjelang akhir masa jabatan periode 2018-2024. Selain di Nagekeo, DPRD Sikka kata Dia juga melakukan kajian di beberapa Kabupaten di Pulau Flores. “Di samping bersilaturahmi, kami datang untuk membangun satu kesepahaman agar dalam konsep desain membangun daerah ini tidak semestinya berjalan sendiri-sendiri, tapi kita butuh suatu kolaborasi” ungkapnya.
Dalam menyukseskan program pembangunan di sektor apapun termasuk Pariwisata, Pemerintah Daerah tentu saja tidak hanya mengandalkan kekuatan fiskal daerah akan tetapi butuh kolaborasi kerjasama lintas daerah. “Pariwisata ini penting agar pembangunan sektor ini khusus Flores bagian timur sehingga kemajuan pariwisata di Labuan Bajo bisa berdampak terhadap kita di wilayah timur” katanya. “Kehadiran kita di sini juga sebenarnya ingin berbagi dan menyatukan pandangan dan konsep bahwa pembangunan pariwisata khusus kita di bagian timur ini kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri” tambahnya.
Diharapkan pembangunan sektor Pariwisata ini bisa menjadi satu variabel agar Flores di bagian timur ini tidak ketinggalan dengan Labuan Bajo. “Target kita ke depan ini sektor Pariwisata harus dibangun dengan skala kawasan, sehingga wisatawan yang datang ke Labuan Bajo mereka juga harus punya rute untuk touring ke wilayah bagian timur” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo Silvester Teda Sada menjelaskan bahwa ada dua tema utama yang disampaikan di hadapan Komisi lll DPRD Sikka diantaranya obyek wisata masal dan wisata minat khusus. “Untuk wisata masal yang kita kemukakan itu adalah destinasi wisata Pantai Kota Jogo, artinya pantai ini terbuka untuk umum dan sangat digandrungi wisatawan lokal” jelas Teda Sada.
Kemudian terkait wisata minat khusus ini yang dikedepankan adalah wisata alam dan budaya yaitu Kampung adat Kawa. Yang menarik dari Kampung Kawa adalah di mana Kawa berada di tengah padang savana. “Ini menjadi destinasi wisata premium yang kita miliki” ungkapnya.
Dalam kegiatan kaji banding, anggota Komisi lll DPRD Sikka berkesempatan meninjau langsung destinasi wisata Pantai Kota Jogo di Desa Anakoli, Kecamatan Wolowae. “Yang penting diketahui di Kota Jogo itu bagaimana tata kelola pariwisata diurus oleh Pemerintah Desa” pungkasnya. (Sevrin)