Mbay, nagekeokab.go.id— Dalam rangka memperingati hari Mangrove sedunia yang jatuh setiap tanggal 26 Juli, Wakil Bupati Nagekeo, Gonzalo Gratianus Muga Sada, memimpin penanaman mangrove di pesisir Pantai Desa Nangadhero, Kecamatan Aesesa pada Rabu, (30/07/2025).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolres Nagekeo, para Kepala Perangkat Daerah Lingkup Pemerintahan Kabupaten Nagekeo, Komandan Pos TNI Angkatan Laut Mbay, Komandan Batalyon Infanteri 834/ Wakanga Mere, Pimpinan Instansi Vertikal Kabupaten Nagekeo, Pimpinan Lembaga Keuangan BUMN-BUMD, Camat Aesesa, Kapolsek Aesesa, Danramil Aesesa dan Kepala Desa Nangadhero, Para Pimpinan LSM, Organisasi Pemuda Nagekeo, TNI – Polri, seluruh ASN Lingkup Pemerintah Kabupaten Nagekeo, serta warga masyarakat Nangadhero.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nagekeo ini, bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan. Berdasarkan Surat Menteri Lingkungan Hidup/ Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia tanggal 18 Juli 2025, Nomor 08 Tahun 2025, tentang Peringatan Hari Mangrove Sedunia maka peringatan ini dilakukan dengan aksi nyata di wilayah utara.
Dalam arahan singkat sebelum penanaman, Wabup Gonzalo mengungkapkan Peringatan Hari Mangrove Sedunia jangan sekedar seremonial tahunan, tetapi menjadi momentum penting untuk merefleksikan sejauh mana bentuk kepedulian dan tindakan nyata dalam melindungi ekosistem hutan mangrove yang sangat vital bagi keberlangsungan kehidupan manusia, baik di pesisir maupun secara global. Mangrove selain sebagai rumah bagi beragam satwa laut, juga adalah benteng alami yang mampu menahan abrasi pantai, mencegah intrusi air laut ke daratan, serta meredam kekuatan gelombang jika terjadi tsunami. “Hutan mangrove ini memang memiliki peran luar biasa. Oleh karena itu, mangrove bukan hanya penting bagi ekologi, tetapi juga menyangkut keselamatan hidup manusia” ungkap Wabup.
Wabup menyebutkan, data Peta Mangrove Nasional menunjukkan luas mangrove di Kabupaten Nagekeo pada tahun 2020 adalah 948,32 hektar, namun tahun 2021 mengalami penurunan menjadi 912,26 hektar. Meskipun penurunan ini tampak kecil secara angka, tetapi secara ekologis, ini adalah alarm yang menuntut aksi serius dari semua pihak. Oleh karena itu, kata Wabup kegiatan penanaman mangrove yang dilakukan hari ini adalah bentuk aksi nyata dari komitmen bersama untuk menjaga dan memulihkan kawasan pesisir, khususnya di Pantai Desa Nangadhero. “Saya berharap kegiatan ini menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan, tidak hanya berhenti di hari ini, tetapi berlanjut sebagai gerakan bersama” harap Wabup.
Wabup juga mengingatkan bahwa, persoalan perlindungan lingkungan hidup, termasuk hutan mangrove, bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab moral seluruh elemen masyarakat. Oleh karena itu, wabup mengajak seluruh masyarakat Nagekeo untuk terus menjaga semangat aksi lingkungan hidup. “Mari kita jaga alam, maka alam akan menjaga kita. Kiranya penanaman hari ini menjadi langkah awal yang sederhana, tetapi berdampak besar bagi masa depan lingkungan hidup di kabupaten yang kita cintai ini”, tuturnya mengingatkan.
Diakhir arahan singkat, Wabup menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam kegiatan tersebut. Semoga semangat gotong-royong dan kepedulian terhadap lingkungan ini terus menyala dan menginspirasi langkah-langkah nyata berikutnya,” pungkas Wabup Gonzalo.
Usai menyampaikan arahan, Wabup Gonzalo didampingi Kapolres Nagekeo, TNI AL, Danramil 1625-05, serta Komandan Batalyon Yonif 834-Wakanga Mere, Asisten II Setda Nagekeo, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, secara serentak melakukan penanaman mangrove perdana di lokasi kegiatan dan diikuti penanaman oleh seluruh peserta yang hadir di sepanjang pesisir bagian Barat hingga sisi bagian Timur. (Prokopim)