Bupati Nagekeo Hadiri Rapat Kedua Komite Pengarah Program INOVASI Fase 3 Provinsi Nusa Tenggara Timur

Loading

Kupang, nagekeokab.go.id— Kegiatan Rapat Kedua Komite Pengarah Program INOVASI Fase 3 Provinsi Nusa Tenggara Timur diselenggarakan di Kantor Gubernur NTT, Rabu (15/10), dihadiri oleh Minister Counsellor Tata Kelola dan Pengembangan Manusia Kedutaan Besar (Kedubes) Australia, Tim Stapleton, 5 Kepala Daerah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Kepala Bappeda yang bermitra dengan Inovasi  diantaranya, Bupati Sumba Timur, Bupati Nagekeo, Bupati TTS, Wakil Bupati Sumba Barat, Wakil Bupati TTU),  Kepala BAPERIDA Prov NTT, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov NTT, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi SDM Pendidikan dan Keagamaan Kementrian Agama RI, Direktur Program Inovasi.

Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus pada kesempatan tersebut menyatakan komitmennya untuk terus memajukan pendidikan di Kabupaten Nagekeo. Menurutnya, Investasi terbesar suatu bangsa adalah investasi dalam pendidikan anak-anaknya. “Segala bentuk dukungan dan kolaborasi seperti hari ini merupakan bagian penting dari strategi besar membangun Nagekeo yang maju, berdaya saing, dan berkarakter,” jelasnya.

Bupati Simplisius menyebutkan bahwa pada tahun 2025, Raport Pendidikan Kabupaten Nagekeo menempati urutan ke-2 Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan status “hijau” selama tiga tahun berturut-turut dalam aspek literasi, numerasi, dan pendidikan karakter, meski kondisi sosial ekonominya tergolong terbatas. “Kami sangat bersyukur sudah berada di Tuntas Pratama dan akan berusaha untuk naik ke tingkat selanjutnya dan memperbaiki yang masih kurang, khususnya di pengurangan jumlah ATS,” jelasnya.

Bupati Simplisius berharap kerjasama yang dibangun bersama INOVASI mampu menjadi momentum untuk memperbaiki rapor pendidikan Kabupaten Nagekeo pada tahun 2026 dan memperkuat pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan, terutama dalam tiga pilar utama: Literasi, Numerasi, dan Penguatan Karakter. “Dengan penuh semangat, terbuka terhadap perubahan, dan berani melakukan refleksi mendalam, mari kita satukan langkah memperkuat sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan mitra pembangunan,” jelasnya.

Bupati Simplisius menyampaikan  terima kasih dan apresiasi yang tinggi, atas kerja sama selama 5 tahun antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia dalam hal ini Program INOVASI. Kemitraan ini telah membawa Kabupaten Nagekeo mencapai target Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pendidikan pada Level Tuntas Pratama dengan angka 78,04 % naik 2,15% dari tahun 2024 pada angka 75,89 %.

Sementara itu, Tim Stapleton, Minister Counsellor Tata Kelola dan Pengembangan Manusia Kedutaan Besar Australia di Jakarta, menyebut bahwa pendidikan merupakan salah satu pilar utama kerja sama bilateral Indonesia–Australia yang telah terjalin selama lebih dari 75 tahun. “Kami percaya bahwa pendidikan berkualitas adalah fondasi kemajuan suatu bangsa. Dukungan ini sejalan dengan komitmen bersama antara Perdana Menteri Anthony Albanese dan Presiden Prabowo untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi anak-anak Indonesia melalui kemitraan Program INOVASI,” jelasnya.

Direktur Program INOVASI, Sri Widuri, menambahkan bahwa kolaborasi ini melibatkan pemerintah daerah, LSM, organisasi masyarakat sipil dan berbasis agama, organisasi penyandang disabilitas, sektor swasta, serta mitra pembangunan seperti UNICEF, Plan International, dan Forum Filantropi Indonesia.

Pendekatan berbasis ekosistem ini bertujuan memperkuat kapasitas guru, mendukung pembelajaran berbasis bahasa ibu di kelas awal, serta mendorong inovasi lokal seperti reading camp untuk meningkatkan kemampuan literasi anak sejak dini. “Kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, sekolah, dan masyarakat adalah kunci untuk menutup kesenjangan hasil belajar dan memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan belajar,” tegas Sri Widuri.

Ia mencontohkan keberhasilan Kabupaten Nagekeo sebagai pelopor dalam penerapan pembelajaran berbasis bahasa ibu di kelas awal. Sejak 2020, melalui kemitraan dengan Program INOVASI dan Yayasan Sulinama, pendekatan transisi dari bahasa Nage ke bahasa Indonesia diterapkan di 10 PAUD dan 10 SD. Survei awal menunjukkan bahwa hampir 50% siswa menggunakan bahasa ibu di sekolah, namun hanya 6% guru yang menggunakannya sebagai bahasa pengantar. Program ini menjembatani kesenjangan tersebut melalui pelatihan guru dan pengembangan bahan ajar berbasis bahasa lokal. Hasilnya, hampir 100% siswa di sekolah percontohan mencapai kecakapan literasi dasar, termasuk dalam mengenal huruf, membaca lancar, dan memahami bacaan. (Prokopim)

Share on facebook
Facebook
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on twitter
Twitter

Copyright © 2023 Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nagekeo. All Right Reserved.

Copyright © 2025 Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nagekeo. All Right Reserved.