
![]()
Mbay, nagekeokab.go.id— Tim Ekspedisi Patriot, Institut Teknologi Bandung (ITB) sebuah tim lintas sektor yang dibentuk atas inisiasi Pemerintah Pusat melalui Kementerian Transmigrasi serta didukung oleh mitra akademik, menggelar Focus Group Discussion dengan Tema Rekomendasi Evaluasi Kawasan Transmigrasi Mbay bertempat di Aula Setda Kantor Bupati Nagekeo pada Rabu, 5 November 2025.
Bupati Nagekeo yang diwakili Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Nagekeo, Elias Tae, S.Pi membuka dengan resmi kegiatan tersebut. Turut hadir Nur Diana Safitri, S.T., M.E.ng. Ph.D. Ketua Tim 1 Ekspedisi Patriot ITB bersama anggota tim, Pimpinan OPD, Kepala Desa dan Kepala Dusun dari Kotakeo I, Ikiseo Gezu, Tedakisa, Nagerawe, dan Focolodorawe, serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya Bupati Simplisius mengatakan pelaksanaan FGD hari ini sangat penting dan strategis, yaitu membahas rekomendasi evaluasi kawasan transmigrasi Mbay. Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo menyambut baik kehadiran Tim Ekspedisi Patriot Mbay dari Institut Teknologi Bandung yang telah melakukan kajian lapangan secara komprehensif mencakup aspek sosial, ekonomi, kelembagaan, ekologi, dan infrastruktur dasar. Itulah mengapa kegiatan FGD hari ini sangat penting. “Kita ingin mendengar langsung dari para pemangku kepentingan, apa yang dirasakan, apa yang dibutuhkan, dan apa yang bisa kita lakukan bersama,” ucap Elias membacakan sambutan Bupati Nagekeo.
Lanjutnya, Tim dari ITB sudah melakukan kajian lapangan yang luar biasa. Sekarang saatnya duduk bersama, berdiskusi, dan menyusun rekomendasi yang benar-benar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat kita,” lanjutnya menambahkan.
Bupati Simplisius, menegaskan FGD ini bukan sekadar forum diskusi, tapi menjadi titik awal perubahan, perubahan yang lahir dari data, dari pengalaman, dan dari semangat gotong royong. Diharapkan pula diskusi hari ini berlangsung terbuka, jujur, dan penuh semangat kolaborasi. “Jangan ragu untuk menyampaikan ide, masukan, bahkan kritik sekalipun. Karena dari sinilah kita bisa merumuskan langkah-langkah nyata untuk menjadikan kawasan transmigrasi Mbay lebih inklusif, produktif, dan berkelanjutan,” kata Bupati Simplisius Donatus.
Sementara itu, Nur Diana Safitri, S.T., M.E.ng. Ph.D. selaku Ketua Tim 1 Ekspedisi Patriot Institut Teknologi Bandung, mewakili rekan-rekan yang saat ini tengah melaksanakan kegiatan kajian lapangan di Kawasan Transmigrasi Mbay, Kabupaten Nagekeo, menyampaikan FGD ini merupakan bagian penting dari rangkaian kegiatan Ekspedisi Patriot Kementerian Transmigrasi bekerja sama dengan ITB yang berfokus pada evaluasi kawasan transmigrasi berdasarkan data dan partisipatif. Tujuan utama dari FGD ini adalah untuk memvalidasi hasil temuan dan data lapangan, sekaligus menjaring masukan langsung dari para pemangku kepentingan, baik dari unsur pemerintah, kecamatan ataupun desa. “Kami berharap, melalui FGD ini, Bapak dan Ibu sekalian dapat berbagi pandangan, pengalaman, serta ide-ide yang konstruktif dalam upaya mengembangkan kawasan transmigrasi Mbay agar lebih berdaya saing dan berkelanjutan,” pintanya.
Diana mengatakan keberhasilan pembangunan di kawasan transmigrasi tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur fisik, tetapi juga oleh sinergi antar instansi, kemandirian masyarakat, dan ketepatan arah kebijakan daerah. Oleh karena itu, kolaborasi seperti yang terwujud dalam forum ini menjadi sangat berharga dalam menyusun rekomendasi yang lebih komprehensif dan aplikatif.
Mewakili seluruh anggota tim, ia menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Nagekeo, seluruh narasumber, dan peserta FGD atas dukungan dan kerja samanya. “Semoga diskusi hari ini berjalan dengan lancar dan menghasilkan gagasan-gagasan terbaik untuk kemajuan masyarakat dan pembangunan di Kawasan Transmigrasi Mbay,’ katanya.
Untuk diketahui, Tim Ekspedisi Patriot Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan para akademisi baik Dosen maupun Mahasiswa ITB yang dibagi dalam dua tim beranggotakan 8 orang. Tim 1 (satu) bertugas menyusun rekomendasi evaluatif berbasis data dan partisipatif atas kondisi eksisting kawasan transmigrasi, sebagai fondasi untuk desain tata kelola kolaboratif dan pengembangan korporasi masyarakat, sedangkan Tim 2 (dua) akan merancang strategi pengembangan komoditas unggulan berbasis potensi lokal secara menyeluruh dari hulu ke hilir, sebagai dasar hilirisasi dan roadmap investasi.
Kegiatan Ekspedisi Patriot adalah bentuk nyata dari kolaborasi antara dunia akademik dan pemerintah daerah dalam rangka mendorong pembangunan berbasis data, partisipatif, dan berkelanjutan.
Kegiatan Ekspedisi sudah dilaksanakan sejak tanggal 2 September dan akan berakhir tanggal 9 Desember 2025 mendatang. Kawasan Transmigrasi Mbay mencakup lima wilayah kecamatan, yaitu: Kecamatan Boawae, Aesesa, Kecamatan Wolowae, Kecamatan Aesesa Selatan dan Kecamatan Nangaroro (khususnya Desa Kotakeo 1 dan Desa Pagomogo).
Kawasan Transmigrasi Mbay – Kabupaten Nagekeo menjadi salah satu dari 153 kawasan transmigrasi di Indonesia yang dipilih sebagai lokasi ekspedisi karena merupakan salah satu kawasan strategis yang memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan daerah berbasis pemerataan dan pemberdayaan masyarakat. (Prokopim)