
![]()
Boawae, nagekeokab.go.id— Wakil Bupati Nagekeo, Gonzalo Gratianus Muga Sada membuka Kegiatan Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Nagekeo, yang dilaksanakan di Aula Kantor Camat Boawae pada Selasa, (11/11/2025).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Nagekeo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Camat Boawae, Camat Mauponggo, para Kepala Desa dan Lurah se-Kecamatan Boawae dan Mauponggo, Forkopimcam Boawae-Mauponggo, Kepala UPTD Puskesmas Boawae-dan Mauponggo, Penyuluh KB, Tim Pendamping Keluarga serta undangan lainnya.
Wabup Nagekeo dalam sambutannya mengungkapkan bahwa, stunting merupakan masalah krusial karena stunting bukan hanya soal tinggi badan, tetapi stunting adalah ancaman nyata terhadap kualitas Sumber Daya Manusia Nagekeo di masa depan. “Anak stunting memiliki risiko gangguan kognitif, produktivitas rendah, dan pada akhirnya, akan memengaruhi daya saing daerah,” sebut Wabup.
Ia menjelaskan, target menurunkan stunting pada tahun 2025 adalah sebesar 22,20 %. Jika disandingkan data capaian penurunan stunting di Kabupaten Nagekeo 5 tahun terakhir bisa terbaca sebagai berikut: tahun 2020: 13,79 %, tahun 2021: 9,16 %, tahun 2022: 8,42 %, tahun 2023: 8,20 %, tahun 2024: 8,1 %. Namun, hasil pengukuran pada bulan September 2025 menunjukkan bahwa angka stunting di Kabupaten Nagekeo mengalami kenaikan. Sebanyak 1.385 anak di Kabupaten Nagekeo masih termasuk dalam golongan anak stunting atau setara dengan 16,12 %, dan ini menjadi peringatan serius bagi daerah. “Angka stunting kita mengalami kenaikan. Ini adalah peringatan serius. Kita harus mengoptimalkan peran Posyandu, memperkuat kolaborasi lintas program, dan mendorong partisipasi masyarakat agar upaya penurunan stunting ini benar-benar menjadi gerakan bersama.” ujar Wabup Gonzalo.
Lebih lanjut, dijabarkan bahwa faktor penyebab stunting hingga saat ini masih sangat kompleks. Tidak hanya soal makanan, tetapi juga terkait sanitasi yang kurang layak, keterbatasan air bersih, akses terhadap pelayanan kesehatan yang belum merata, rendahnya akses terhadap pangan bergizi, serta pola asuh yang belum optimal. Oleh karena itu, Wabup berharap terhadap persoalan ini bisa diselesaikan dengan kerja sama lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan. “Stunting ini, adalah ancaman nyata terhadap kualitas Sumber Daya Manusia Nagekeo. Masalah ini sangat kompleks, tidak hanya soal makanan, tetapi juga menyangkut sanitasi, air bersih, akses kesehatan, dan pola asuh” ujarnya.
Rakor ini diharapkan adanya evaluasi terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan, mengidentifikasi kendala di lapangan, serta merumuskan strategi dan sinergi yang lebih kuat untuk menurunkan angka stunting di Nagekeo. Data anak stunting termasuk didalamnya data ibu hamil dan keluarga miskin diklasifikasi dan dikelompokkan per-wilayah supaya dapat dikoordinasikan dan hubungkan dengan dapur-dapur MBG karena target pemberian makan bergizi gratis ditujukan kepada anak-anak stunting, ibu hamil dan menyusui serta keluarga tidak mampu. “Selain intervensi spesifik, kita juga akan memastikan data keluarga miskin dan ibu hamil dikelompokkan untuk dikoordinasikan dengan dapur-dapur MBG agar lebih tepat sasaran” tegas Wabup.
Mengakhiri sambutannya, Wabup Gonzalo mengajak seluruh pihak untuk mengoptimalkan peran posyandu, memperkuat kolaborasi lintas program, serta mendorong partisipasi masyarakat agar upaya ini benar-benar menjadi gerakan bersama. Standard penanganan penurunan stunting tetap terus dilakukan yakni melalui Intervensi Spesifik (pemberian suplemen, pemberian makanan tambahan/PMT, pemberian makanan bayi dan anak/PMBA, pemantauan pertumbuhan di Posyandu, Pemberian vitamin A, pemberian obat cacing pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan pada balita kurang gizi, dll. “Saya berharap hasil Rakor hari ini menghasilkan strategi yang lebih kuat. Para Camat, Kepala Desa, dan tenaga kesehatan di Boawae dan Mauponggo, harus menjadi ujung tombak perubahan di lapangan. Kita harus memastikan bahwa setiap anak Nagekeo mendapatkan gizi yang cukup, lingkungan yang bersih, dan pengasuhan yang penuh kasih sayang” pungkas Wabup Gonzalo.
Usai acara pembukaan, dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia, Evaluasi Hasil Timbang Tahun 2025, Evaluasi Kinerja Delapan Aksi Konvergensi 2025 dan Tantangan Tatalaksana Stunting. (Prokopim)