Flores Timur, nagekeokab.go.id— Pemerintah Kabupaten Nagekeo menyalurkan sejumlah bantuan bagi warga terdampak erupsi gunung api Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur Jumat 12 Januari 2024.
Bantuan yang diantar langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Nagekeo Raimundus Nggajo ini berupa logistik kemanusiaan diantaranya beras, mie, terpal, sabun cuci tangan, perlengkapan bayi, masker, tikar, kasur anak, dan air mineral.
Turut hadir mendampingi Pj. Bupati Nagekeo, Kepala Dinas Transnaker Petrus Aurelius Assan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Agustinus Pone, Kepala Bagian Humas Protkompim Hermelinda Rangga dan Kepala Bagian Umum Benidiktus Lado.
Pj. Bupati Nagekeo mengungkapkan, bantuan itu merupakan bentuk dukungan dan keprihatinan dari masyarakat Nagekeo atas bencana alam erupsi gunung api yang berdampak pada tujuh desa di dua kecamatan di Flores Timur. “Bantuan ini kami koordinasikan dengan pemerintah daerah terkait kebutuhan dasar yang dibutuhkan masyarakat, sehingga kami berikan apa yang mendesak dibutuhkan oleh mereka” ungkap Raymundus.
Raymundus mengatakan bantuan itu merupakan sumbangan dari pemerintah daerah bersama Yayasan BUMN Indonesia, Bank NTT Cabang Mbay, serta Paguyuban Lamaholot di Nagekeo. Ia menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan secara berkelanjutan sesuai dengan rekomendasi dan koordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait. “Ini perhatian mendalam dari kami,” ucapnya.
Akibat dampak dari erupsi gunung Lewotobi, Pemerintah Kabupaten Nagekeo sebelumnya sudah mengeluarkan Surat Himbauan kepada masyarakat agar mengenakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. Hal ini lantaran sebaran abu vulkanik bisa mengganggu kesehatan masyarakat. Himbauan tersebut tertuang dalam surat dengan Nomor 300.2.3/ PEM-NGK/ /01/2024 tanggal 4 Januari 2024 yang ditandatangani oleh Penjabat Bupati Nagekeo, Raimundus Nggajo. Dalam surat dipaparkan bahwa berdasarkan peta NASA Suomi-NPP/ OPMS terkait erupsi Gunung Lewotobi laki laki yang terjadi pada 2 Januari 2024 lalu, masih teramati adanya perluasan wilayah terdampak sebaran debu vulkanik yang di bawah oleh angin.
“Setelah kami melakukan validasi bersama BMKG bahwa data autentik dapat dari NASA, dampak yang terjadi di Nagekeo adalah perubahan kondisi iklim dan lingkungan yang terganggu akibat sebaran abu vulkanik dari Lewotobi” jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agustinus Pone belum lama ini. Ia menjelaskan, sebaran debu vulkanik tersebut terdapat kandungan CO2 (belerang) yang tinggi (ditandai dengan warna merah) pada wilayah kabupaten Nagekeo bagian barat laut, dan sedang pada bagian selatan kabupaten Nagekeo (ditandai dengan warna orange) yang dapat menimbulkan gangguan pernafasan. “Kami himbau kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke wilayah timur untuk senantiasa mengenakan masker, himbauan ini berlaku sampai jangka waktu yang tidak ditentukan, sampai kondisinya benar-benar normal” ungkap Dia. (*