Nangaroro, nagekeokab.go.id— Wakil Bupati Nagekeo Gonzalo Gratianus Muga Sada bersama ribuan umat Katholik se- Kevikepan Mbay mengikuti Ziarah Rohani yang bertempat di Gua Maria St. Ana Mater Spei, LingkunganSt.Nikolaus Madambake, KUB Rumah Benteng Gading-Kodidewa Kecamatan Nangaroro, Jumad (16/5/2026).
Ziarah Kevikepan Mbay tahun 2025 ini merupakan tahun ketiga sejak terbentuknya Kevikepan Mbay tahun 2022 yang lalu, dimana ziarah ke perdana dilaksanakan pada tahun 2023 bertempat di Gua Maria Bunda Penolong Abadi Gereja St.Mikhael Maukeli Kecamatan Mauponggo.
Terpantau ribuan umat mengikuti ziarah ini dengan peserta berasal dari 19 paroki dan 1 Kuasi Kotakeo se-Kevikepan Mbay. Puncak ziarah diakhiri dengan Misa Perayaan Ekaristi dipimpin Vikep Mbay RD. Asterius Lado bertempat di Gua Maria St.Ana Mater Spei -Kodidewa.
Wakil Bupati Nagekeo Gonzalo Gratianus Muga Sada dalam sambutannya, mengungkapkan rasa syukurnya karena turut serta dalam ziarah bersama umat se-Kevikepan Mbay. Menurutnya kegiatan tersebut adalah bukti bahwa nilai-nilai religius senantiasa menjadi pegangan utama dalam membangun kehidupan yang harmonis, penuh kasih dan damai. “Sebagai Wakil Bupati Nagekeo, saya merasa bangga dan bersyukur tidak saja hanya dapat hadir dan menyaksikan tetapi bersama-sama menjalani ziarah ini dalam suasana dan semangat kebersamaan dan keimanan yang begitu kuat diantara umat se-Kevikepan Mbay,” ungkapnya.
Lanjut Wabup, banyak fakta membuktikan bahwa seorang umat yang selalu tekun dalam doa-doanya melalui perantaraan Bunda Maria akan menemukan kedamaian, ketenangan dan kekuatan Iman untuk menghadapi berbagai tantangan hidupnya. “Hari ini kita semua berada di sini untuk mengalami keajaiban yang sama kekuatan yang lahir dari iman dan ketakwaan,” ujar Wabup.
Ia berharap, melalui ziarah ini akan semakin memperkuat ikatan persaudaraan, mengukuhkan keimanan serta membawa pulang hikmah dan berkah yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari baik bagi keluarga maupun bagi sesama, serta dapat meningkatkan devosi kepada Bunda Maria agar negara, bangsa dan Kabupaten Nagekeo diselamatkan dari berbagai ujian dan cobaan.
Pada kesempatan tersebut, Wabup Gonzalo menyampaikan kondisi fiskal daerah yang sedang tidak baik-baik saja, sebagai akibat dari adanya efisiensi anggaran dari Pemerintah Pusat yang jumlahnya sangat signifikan yakni sebesar Rp.77 miliar. “Tidak bermaksud curhat, tapi sebagai pimpinan daerah saya sebagai Wakil Bupati dan ka’e Don sebagai Bupati, wajib untuk menyampaikan informasi yang masyarakat dan umat berhak untuk mengetahuinya. Sehingga informasi yang beredar di masyarakat menjadi berimbang dan objektif,” ungkapnya.
Wabup menyebutkan ada beberapa kode lein yang sangat dibutuhkan namun tidak bisa dikerjakan karena adanya efisiensi anggaran seperti Raja – Maunori sebesar Rp.5,2 miliar, Aemai – Danga sebesar Rp.16 miliar lebih, Dalam Kota Mbay sebesar Rp.16 miliar lebih, Kajulaki – Malabay sebesar Rp.5 miliar lebih, Kantor Camat Boawae – Pasar Rabu – Olakile sebesar Rp.2,5 miliar serta beberapa infrastruktur penting lainnya. Selain itu, APBD juga kecil, penerimaan daerah hampir tidak mencapai target, berkisar hanya diangka 30 miliar dan potensi sumber-sumber penerimaan juga belum dikelola secara maksimal.
Terhadap situasi tersebut Wabup gonzalo dengan tegas mengatakan pemerintah memastikan bahwa pembangunan akan berjalan terus dengan kondisi yang ada. “Berilah kepercayaan kepada kami untuk melakukan langkah-langkah dengan skema-skema yang memungkinkan untuk dilaksanakan,” pinta Wabup.
Diakhir sambutannya Wabup Gonzalo berpesan agar seluruh umat selain berdoa kepada negara, bangsa dan daerah juga harus berkomitmen dan aksi nyata atas himbauan Yang Mulia Uskup Agung Ende yakni Keluarga Peduli Ibu Hamil, Keluarga Ramah Anak, Peduli terhadap kekerasan dalam rumah tangga teristimewa kekerasan terhadap perempuan dan anak serta Pertobatan Ekologis. “Mari kita jadikan ziarah ini sebagai momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan membangun masyarakat yang lebih baik, keluarga yang penuh cinta kasih, persaudaraan dan kekeluargaan,” harap Wabup Gonzalo.
Vikep Mbay RD. Asterius Lado, dalam homilinya, mengatakan Tahun Kerahiman menjadi kesempatan yang istimewa untuk menunjukkan pertobatan ekologis. Untuk memaknai kerahiman Tuhan dalam sebuah pertobatan Ekologis, sebagai putra dan putri Maria yang diberkati perlu menyadari bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk merawat bumi. “Bumi atau alam semesta bukan hanya sekedar tempat tinggal, melainkan juga ibu kehidupan. Dari tanahnya kita berasal, dari udaranya kita bernafas, dari airnya kita hidup, dari buahnya kita diberi makanan,” ujarnya.
Lebih lanjut Romo Vikep katakan melalui Bunda Maria, kita diajak untuk melihat dengan mata iman melihat dengan mata kasih bahwa merawat bumi adalah bentuk nyata dari mencintai Tuhan, menghargai kehidupan dan mengasihi sesama. Manusia ditugaskan untuk mengelola bumi ini secara bijak, membangun kehidupan yang adil dan berkelanjutan, menghasilkan buah tanpa harus merusaknya. Memelihara ciptaan adalah kewajiban moral Kristiani dan keharusan sosial sebagai tanggung jawab bersama demi terciptanya kebaikan sesama dan keberlanjutan generasi yang akan datang.
Namun, apa yang kita saksikan dan dipentaskan kepada kita saat ini, bumi rumah kita sekarang sedang sakit dan terluka. Ada luka di padang, ketika musim kemarau tiba, padang-padang dan perbukitan menjadi santapan lezat api si jago merah, begitu banyak pohon yang ditebang tanpa menanamnya kembali, sehingga seringkali kita mengeluh kehausan karena kekurangan air.
Bila kita menyusuri jalan-jalan dikampung dan juga di kantor- kantor apa yang kita saksikan banyak hewan dengan berbagai jenis dan bentuk berkeliaran, ada yang liar ada yang sedang membawa kandangnya dengan sepotong kayu di leher, lalu lintas menjadi tidak nyaman, sering terjadi korban kecelakaan dan bahkan hubungan keluarga dan sahabat bisa retak karena-nya, dan bila kita masuk kota, apa yang kita dapatkan, panas dan keringat, sampah dan aroma tidak sedap menjadi hidangan yang tidak dapat kita hindari, semunya itu terjadi karena ulah kita sendiri. Pada saat kini, kita sedang menyaksikan bumi rumah kita sedang di tikam dengan besi-besi tua, bumi tempat adat dan budaya kita hidup, kini mulai tersingkir oleh janji-janji manis yang membawa pilu. Bumi kita tergores sama dengan diri kita terluka. Banyak dari kita dan sebagian besar penguasa memilih menjadi penjarah bukan penjaga,” ungkap Romo Vikep.
Romo Vikep berharap pulang dari ziarah, umat membawa semangat baru menjadi putra dan putri Maria yang peduli terhadap alam lingkungan, menjadi perawat dan penjaga bumi dengan kasih, dan bukan menjadi penjarah, perampok yang merusak alam lingkungan ini.
Turut hadir, Anggota DPRD Kabupaten Nagekeo, Tokoh Masyarakat Elias Djo, Thomas Tiba Owa, para Imam konselebran, para biarawan-biarawati serta umat se- Kevikepan Mbay. (Prokopim).