Mbay, nagekeokab.go.id— Penjabat (Pj) Bupati Nagekeo Raymundus Nggajo membuka kegiatan rapat rapat koordinasi high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) bersama Bank Indonesia (BI) di Aula VIP lantai 2 Kantor Bupati Nagekeo, Selasa 26 Maret 2024.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nagekeo Ndona Andreas Corsini ini dihadiri Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur Agus Sistyo dan seluruh pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Nagekeo dan seluruh pimpinan Bank yang ada di wilayah Kabupaten Nagekeo.
Pj. Bupati dalam sambutannya mengajak seluruh lembaga keuangan dan semua stakeholder untuk bisa bersama-sama mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Nagekeo yang realisasinya masih di bawah Rp. 40 Miliar dalam setahun. Pj. Bupati meminta lembaga keuangan melatih masyarakat untuk berkaitan dengan sistem digitalisasi keuangan agar bisa melakukan transaksi pembayaran dalam bentuk non tunai. Karena sistem digitalisasi ini mampu mendorong UMKM agar bisa bertumbuh. “Kami mohon Bapak Pimpinan BII Provinsi NTB bisa memberikan pencerahan dan juga mendorong kami Nagekeo agar bisa ikut maju bersama dengan daerah lain” ungkap Raymundus.
Sementara itu Kepala Bank Indonesia (BI) wilayah Nusa Tenggara Timur Agus Sistyo Widjajati dalam pemaparannya menyampaikan bahwa rakor tersebut akan membahas ketahanan pangan yang ada di Kabupaten Nagekeo karena ketahanan pangan ini sudah menjadi isu nasional, tidak hanya di NTT tetapi juga di provinsi lain dampaknya pada naiknya harga pangan. “Kita berharap ketahanan pangan ini bisa terjaga di Nagekeo bahkan di seluruh NTT” ungkapnya.
Menurut dia, ketahanan pangan ini berdampak pada aktifitas geliat ekonomi kurang lebih 166.000 penduduk Nagekeo. Aktifitas ekonomi tentunya berimbas pada pendapatan masyarakat juga Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika melihat PAD Kabupaten Nagekeo yang masih berada di bawah angka Rp. 40 Miliar, tentu hal ini menjadi PR besar bagi Pemerintah untuk bisa menggali potensi dalam mendongkrak PAD. “Kami berharap bisa melakukan peningkatan aktivitas sehingga harapannya ada pertumbuhan ekonomi masyarakat” paparnya.
Jika melihat potensi SDM tenaga kerja di Kabupaten Nagekeo yang masih di bawah standar yang mana 42,55% lulusan SD, 10,8 % lulusan SMP, 26,92% lulusan SMA, dan 15, 07% Perguruan Tinggi maka, sangat tidak mungkin kita memberikan pengetahuan terhadap cara bertanam cara berternak menggunakan teknologi yang baru atau menggunakan inovasi-inovasi kepada masyarakat yang mayoritas pekerja 85% adalah lulusan SD-SMA. “Nah karena ada keterbatasan pendidikan apalagi ada masalah budaya sehingga kalau dengan pendidikan yang seperti ini maka budaya kerja itu menjadi sesuatu yang sulit untuk kita ubah ini menjadi tantangan bagi kita semuanya bagaimana kita memberikan inovasi” paparnya.
Berbicara kondisi di Nagekeo dengan jumlah orang dengan jumlah tenaga kerja seperti ini maka lanjut Agus Sistyo , perlu adanya aktivitas-aktivitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi, investasi dan project pemerintah.
Salah satu kiat meningkatkan konsumsi adalah secara masif dan berkesinambungan menyelenggarakan aneka kegiatan dan event-event yang bisa menarik minat masyarakat. Tujuannya adalah untuk menggairahkan transaksi ekonomi di masyarakat.
Berikut soal investasi yang mana menjadi tugasnya pemerintah daerah untuk marketing kira-kira daerah-daerah yang bisa dijual untuk mendatangkan investor. Maluku Utara misalnya, pertumbuhannya ekonominya 27% karena apa? Karena ada pabrik masuk, kalau ada pabrik yang masuk ada pekerja yang masuk ada pegawai yang masuk ada yang dihasilkan. Meski begitu saran Pj. Bupati soal investasi ini harus ada pemetaan apakah investasi di sektor industri perdagangan. “Kalau banyak orang datang ke sini kan masyarakatnya bertambah dari 166.000 akan bertambah menjadi 200.000 kalau orangnya bertambah maka aktivitasnya juga bertambah duit yang berputar juga bertambah kebutuhan-kebutuhan pangannya akan bertambah, inilah yang mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi” paparnya.
Agus Sistyo mengajak Pemerintah Kabupaten Nagekeo dan semua lembaga keuangan (perbankan) untuk berkolaborasi mendukung pentani dalam meningkatkan produktivitas pertanian guna menekan inflasi. Menurut Agus kegiatan rakor tersebut merupakan bagian dari sinergitas BI, perbankan dan juga Pemerintah Kabupaten dalam upaya menekan angka inflasi. “Tujuannya adalah bagaimana agar ketahanan pangan itu bisa dioptimalkan dalam di Nagekeo khususnya Nagekeo merupakan salah satu lumbung padi di NTT, yang pada akhirnya kita berharap petani-petani di Nagekeo bisa lebih maju dan sejahtera” jelas Agus.
Semua lembaga perbankan melalui skema pinjaman yang diberikan kepada masyarakat petani maupun pelaku usaha kecil, memastikan agar akses kredit mereka bisa dimanfaatkan tepat guna dan tepat sasaran. Pemerintah juga melalui Dinas terkait diharapkan lebih pro aktif mendampingi petani dalam mengelola lahan pertanian mereka secara intensif demi meningkatkan produktivitas panen. “Harapannya dengan kegiatan ini kita semua menyadari bahwa ada perhatian kepada petani dan bagaimana kita mensinergikan program-program yang ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo untuk mendukung kemajuan di sektor pertanian” harapanya.
Bank Indonesia kata Agus Sistyo mengapresiasi langkah-langkah serta progam Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam tiga tahun terkahir dalam menekan laju inflasi yang mana berdasarkan data statistik masih jauh lebih rendah daripada daerah lain di NTT. (Ixta/Sevrin)